Kajian Ilmu Mati
Image by Cool Text: Logo and Button Generator - Create Your Own Logo Hikayat

Jumat, 11 September 2015

Hikayat

Tidak ada komentar:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ ذَكَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَأْمِنَا اللَّهُمَّ بَارِكْ
لَنَا فِي يَمَنِنَا قَالُوا يَا رَسُولَ
اللَّهِ وَفِي نَجْدِنَا قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَأْمِنَا اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي يَمَنِنَا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَفِي نَجْدِنَا فَأَظُنُّهُ قَالَ فِي الثَّالِثَةِ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ رواه البخاري، والترمذي، وأحمد وابن حبان في صحيحه
MAJELIS DZIKRULLAH AL – SHIDDIQ
Riwayat Majelis Dzikrullah
ASALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAH
Subhanallah walhamdulillahilladzi ya addien,
Semoga apa yang tercurah dan terlimpah dari Allah swt yang tersirat dan tersurat melalui para nabi – nabi dan wali – wali Allah swt, khususnya terwasilah dan tertuju kepada para maqam – maqam dari para nabi besar kita nabi adam as, nabi khaidir as, nabi musa as, nabi daud as, nabi sulaiman as, nabi Ibrahim as, nabi isa as, yang telah di sempurnakan sesempurnanya risallah wahyu Allah swt melalui baginda rasulallah saw muhammadarasulallah, sehingga menjadi dien ( agama ) yang sempurna dan kudus yaitu islam yang sejati dan islam yang hakiki melalui tingkatan tauhidnya hakikat dan tauhidnya makrifah tertinggi baginda rasulallah, yang di turunkan Allah swt melalui malaikati maujud jibril ,malaikat jibril sebagai perantara dan di wariskan kepada sahabat sahabat karib nya rasulallah saw, empat sahabat yang terpercaya dan dapat di percaya, yaitu syach abu bakar as shidddiq, syach usman bin afan, syach umar bin khattab, syach ali bin abi thalib, satu yang terpercaya yaitu syach abu bakar as shiddiq dan tiga yang dapat di percaya yaitu syach umar bin khattab, syach usman bin afan dan syach ali bin abi thalib yaitu rentetan tingkatan ibadah yang harus dilewati untuk menuju kesempurnaan diri,iman, dan islam yaitu tauhid, sufi, fiqih,tasawuf,tarekat,hakikat dan makrifat.
Dan kesemuanya bagian rentetan tingkatan tingkatan ibadah itu telah di wariskan kepada para ahli – ahli sepeninggal rasulallah saw , sahabat empat rasulallah saw, yaitu empat imam, imam hanafi imam hambali imam syafei terakhir imam mahdi yang diwariskan kembali kepada wali songo (9).
Dan terakhir para auliadien dan mursyadien yang kesemuanya itu melahirkan generasi generasi baru luas dan besar yang melahirkan kiyai, ustadz sebagai gelar penghormatan dari manusia,( julukan dari manusia bukan DARI ALLAH SWT ) hinggalah detik ini.
Melahirkan begitu banyak aliran - aliran yang sudah tidak jelas lagi berdasarkan tuntunannya walau kesemua tujuannya baik demi agama, demi mencari selamat dan sorgawi, namun kebanyakan telah menyalahi syareat Allah swt dan ketauhidan sunahtullah dari baginda rasulallah saw hingga di sangsikan ke afsyahannya karena telah tergelincir jauh, tidak mengikuti lagi tuntunan Allah swt dan Rasulallah saw. untuk itu kami mengajak semua jemaah untuk membenahi diri iman dan islam kita melalui yang syah dari ALLAH SWT LANGSUNG berdasarkan derajat GOLONGAN AHLI SORGA yang ajarannya langsung pasti dan jelas yaitu DZIKRULLAH.
Melalui pemahaman lidhunie, wawasan makrifah berketuhanan yang tinggi, mengenal diri mengenal seluruh mahkluk makhluk Allah baik yang nyata maupun yang terselubung baik yang dikehendaki maupun yang telah ditetapkan Allah swt melalui sebenar – benarnya pemahaman sebagai modal mawas diri dan mengenal diri ya awali ya akhiru kita dan seluruh makhluk Allah, dengan dzikrullah kita belajar untuk bertasbih kepada Allah swt, dengan lafaz ya insane ya nuur, Dengan bertasbih maka kita telah menjadi bagian dari kesatuan para wali – wali Allah .
bukan dzikri ataupun dzikir karena dzikir dan dzkri adalah satu badan untuk mencari dan mecapai cinta kasih sifatullah yang menghasilkan nilai pahala dari Allah swt dan sebatas pahala, bukan untuk bertamu kepada Allah yang akan menghasilkan nilai kedekatan diri kita kepada allah swt dengan karomahnya, kalau kita sudah mampu bertamu kepada ALLAH SWT sudahlah pasti sifat cinta kasih dan sebagainya sudah termasuk didalamnya.
SEMOGA KITA SEMUA MENJADI ORANG – ORANG YANG BIJAK, DIPILIH ALLAH SWT DARI ORANG – ORANG YANG TERPILIH. AMIEN AMIEN AMIEN YAA RABBAL ALAMIEN.
PENGAJIAN PENGKAJIAN ISLAM JEMA’AH AL – SHIDDIQ
Pengajian dan pengkajian Al qur’an nul karim 6666 ayat 314 surat.
Pengajian dan pengkajian ilmu Dzikri Dzikir dan Dzikirullah tujuh tingkatan dzikri linue tujuh tingkatan dzikrullah lidhunie
DATA PENGAJIAN ISLAM UNTUK JEMA’AH SHIDDIQIYAH
• Pengajian umum
• Pengajian khusus
• Pengajian dzikirullah
• Pengajian ilmu
DATA PENGKAJIAN ISLAM UNTUK JEMA’AH SHIDDIQIYAH
Materi Pembelajaran umum
1. Pengenalan diri
2. Pengendalian diri
3. Maqom mengenal diri
4. Maqom arwah
5. Maqom jamalullah
6. Maqom surga dan mematikan diri
7. Maqom mahabbah ( cinta kasih )
8. Maqom munajat
9. Maqom tauhid
1. Pengenalan diri
a. Syahadat
b. Agama
c. Islam
d. Iman
e. Tauhid
2. Pengendalian diri
a. Khusyuq ( sadar diri dan menyadari diri )
b. Ta’at ( patuh tunduk takut )
c. Mengerti ( tau mengerti faham tujuan )
3. Maqom mengenal diri
a. Asal ( awal kejadian )- (jasaddi)
b. Asat ( saat kejadian )-(wujud duhu minal ghaibbi)
c. Astral( akhir kejadian )-(tujuan azalli ummatillah)
4. Maqom arwah
a. Asal ( awal kejadian )- (proses kehidupan dan kejadian)
b. Asat (saat kejadian)-(wujud duhu minal insane rabb)
c. Astral ( akhir kejadian)- (tujuan azalli mighraab lieudhunie)
5. Maqom jamalullah
a. Tauhid iman islam dan insane
b. Tauhid malaikat dan tuhan ( Allah swt )
6. Maqom surga dan mematikan diri
7. Maqom mahabbah dan cinta kasih
8. Maqom munajat
9. Maqom tauhid
• Pengkajian dasar
• Pengkajian ilmu
• Pengkajian kitab
• Pengkajian tafsir
• Pengkajian dzikirullah
Pengkajian dasar :
A. Syare’at
B. Tauhid
C. Tasawuf
D. Tarekat
E. Hakikat dasar
Pengkajian ilmu :
A. Ilmu diri (kepribadian )
B. Ilmu hidup ( sunahtullah )
C. Ilmu mati ( bekal dalam mempersiapkan dalam sakratul maut dan al qubro )
Pengkajian kitab :
A. Kitabullah Alqur’an nul karim
B. Kitab sunatullah hadist dan tafsir
C. Kitab waliallah kitab kuning
D. Kitab kehidupan
E. Kitab kematian
Pengkajian tafsir :
A. Tafsir mahzab
B. Tafsir qiraam
Pengkajian dzikrullah :
• Linue
• Lidhunie
A. Syare’at
Syare’at merupakan ilmu yang mempelajari tentang
Sunahtullah berupa adab - adab dan aturan - aturan
Yang telah di tetapkan, baik berdasarkan hadisth Rasulallah dan firman Allah swt.
Syare’at adalah suatu bentuk usaha dan ikhtiar dari usaha manusia yang disertai niat baik manusia dari takdir allah swt.
Syare’at berhubungan dengan do’a tetapi do’a tidak berhubungan dengan syare’at.
Syareat bagian dari tauhid tapi tauhid bukan bagian dari syare’at.
Syareat di ikuti dari usaha yang baik namun hasilnya belum tentu baik namun do’a sebaliknya di ikuti dari niat yang baik usaha yang baik, serta hasil yang baik pula.
Syare’at berikatan erat dengan qhada dan qhadar, tapi qhada dan qhadar tidak berkaitan erat dengan syare’at.
B. Tauhid ( sufi fiqih )
Tauhid merupakan ilmu yang mempelajari tentang hukum – hukum ketentuan dan ketetapan Allah swt.
Tauhid adalah ketentuan ketetapan dan kemantaban hati seorang insane (lupa, alpa dan lalai), untuk berkeyakinan dalam segala hal terutama agama ( dien ).
Tauhid bisa berasal dari sifat akal iman dan syahwat, tauhid juga bisa berasal dari pembuktian ( lidhunie ), yaitu yang berasal dari Allah swt.
atau pensaksian ( linuei ), yang berasal dari kejadian dari ciftaan Allah swt.
C. Tasawuf
Tasawuf merupakan ilmu yang mempelajari tentang sifatullah asmaul husnah yang merupakan 99 sifat Allah swt.
Meyakini mengimani dan mempraktekan keesaan Allah swt berdasarkan keesaan Allah swt yang hadir dan berasal dari diri dan jasaddi insane.
Memuja dan memuji lewat dzikri, syalawat, dan ibadah berdasarkan keikhlasan ketetapan tauhidnya baginda rasulallah saw melalui asma allah sifatullah asmaulhusnah.
Cinta kasih dan sayang yang tercurah dalam hikmah dien islam melalui karomahtullah lillalamien yang sejati bukan berdasarkan karangan dan rekayasa mekanisme otak yang tak berdalil, namun haruslah sesuai dengan ketetapan dan ketentuan Allah swt dan sunnahtullah .
D. Tarekat
Tarekat merupakan lanjutan ilmu pemahaman dari syare’at tauhid ( sufi, fiqih ), tasawuf, yang mempelajari tentang inti dari asmaulhusnah yang merupakan ketetapan dan keseharusan yang di ajarkan baginda rasulallah saw, melalui karomah, izabbah, munajad, syafa’at dan hidayah ( petunjuk ) haq dari lafaz asmaul husnah 99 asma’ Allah saw yang telah tertuju dalam lafaz laa illa haq illallah, hingga terbukalah pintu hijab kolbu dan petala langit yang membuka pintu gerbang kasih illahi rabbi terhadap qolbu dan sir bathiniah diri ke Allah swt, dalam kekuatan ruhiyah insane rabbi (al nafs) yang fitroh bagi insane yang mulai merasakan hadirnya Allah swt dalam kasih, ibadah dan kesehariannya.
Tarekat merupakan jembatan yang harus di lewati untuk menuju hakikat azalli jasadi insane ruhiyah sirrihi imani al kudus, melalui pengakuan, penghambaan, pencerahan jiwa imani melalui sebenar – benarnya iman islam dan ilmu.
E. Hakikat dasar
Hakikat merupakan ilmu yang mempelajari sebenar – benarnya ketentuan, ketetapan dan kepastian azalli diri iman, ilmu dan islam, dengan sebenar – benarnya makna dan rasa,hidup,mati, serta rahasia diri mati untuk hidup dan hidup untuk mati.
Hakikat adalah satu satunya jalan yang telah ditetapkan Allah swt melalui malaikat jibril kepada baginda rasulallah saw, melalui wahyunya sehingga sebenar – benarnya addien islam yang terlahir dengan sempurna dan kekal, yang di wariskan kepada sayyidina syach abu bakar as shiddiq sebagai khalifah pertama yang memiliki maqom hakikat dan mendapat penghargaan dari baginda rasulallah sebagai sahabat terbaik, terpercaya dan jujur, umat, dan khalifah paling jujur, yang kemudian diwariskan kembali kepada wali-wali Allah swt dan para ahli dzikrullah pewaris terakhir di akhir zaman. Hakikat merupakan satu – satunya sarana penghubung diri untuk berjumpa dan bertamu kepada sang khaliq lewat dzikrullah yang telah tersusun bertahap dan tertata rapi serta teliti tanpa ada kekeliruan, sebagai suatu bukti kebenarannya.
Pengertian dasar tentang agama islam
Pemahaman agama islam secara umum ( awam )
Dalam kamus bahasa (Indonesia) kata agama berarti suatu system, prinsip, kepercayaan terhadap tuhan, yang terdiri dari bimbingan kerohanian spiritual jasaddi dan bathin,Dalam islam agama sama dengan dien (din). Secara leksikal kata dien berasal dari bahasa arab yang artinya ketaatan dan balasan. Namun secara thenikal bahwa dien itu berarti keimanan, kepada sang penciptaan langit dan bumi, juga kepada hukum praktis yang sesuai dengan keimanan tersebut, ada dua jenis manusia yang hidup di dunia ini : Al – ladien yaitu orang yang tak memiliki agama tak percaya adanya tuhan (Allah swt), mereka mengutamakan akal dan logika sebagai pemikiran dan pola pikir.
Al – mutadayyin yaitu orang yang memiliki agama dan beragama, secara umum digunakan bagi mereka – mereka yang percaya akan wujud pencifta alam semesta ini, walaupun prilaku agamanya bercampur dengan berbagai penyimpangan (khuraffat).
Atas dasar inilah agama terbagai menjadi dua
Agama yang dianut oleh manusia terbagi menjadi dua itu yaitu :
Agama yang haq
Agama yang bathil
Jadi disini tampak jelaslah sudah bahwa istilah dien atau agama terdiri dari dua unsur pokok yaitu : Akidah atau aqa’id (keyakinan – keyakinan) yang merupakan prinsip agama.Hukum – hukum praktis yang merupakan konsekuensi logis dari prinsip agama tersebut yang dinamakan sebagai ushul (prinsip), bagaian ahkam (hukum – hukum) praktis yang dinamakan sebagai furu’ (cabang).Dalam Al-qur’an dinyatakan bahwa alam semesta ini merupakan wahyu yang bersifat makrokosmos (dalam pengertian luas), sedangkan Al–qur’an sendiri adalah wahyu secara mikrokosmos (dalam pengertian sempit).Karena itulah nilai kesemestaan (kosmologi) yang terkandung didalamnya dapat di jelaskan secara ilmiah karena berhubungan erat dengan nilai sejarah, ilmu pengetahuan dan metafisika.
Sumber hukum islam ada dua yaitu :
Al – qur’an
Hadisth dan ditambahkan penguat yaitu dalil.
Al – qur’an berisi wahyu – wahyu Allah swt yang di turunkan secara berangsur–angsur (muttawattir), kepada nabi Muhammad saw melalui malaikat jibril. Diawali dengan al-fateha dan di akhiri dengan an- nas. Semua manusia yang taat kepada Allah swt wajib mengikuti segala perintah Allah swt dan menjauhi segala larangannya (amal makruf nahi munkar).
Al –qur’an memuat beberapa pedoman dasar bagi kehidupan manusia:
Tuntunan yang berkaitan dengan keimanan (akidah),yaitu ketetapan yang berkaitan dengan keimanan kepada Allah swt, malaikat –malaikat Allah swt, nabi – nabi Allah swt, hari akhir dan qadha qadar Allah swt.
Tuntunan yang berkaitan dengan akhlaq yaitu ajaran agar orang muslim, memilki budi perkerti luhur serta etika kehidupan dalam norma – norma hukum islam.
Tuntunan yang berkaitan dengan ibadah, yakni shallat, puasa, bayar zakat dan haji.
Tuntunan yang berkaitan dengan perbuatan manusia dalam bermasyarakat.
Isi kandungan Al qur’an dari segi kuantitas dan kualitas
Segi kuantitas :
Terdiri dari 30 juz 114 surat 6666 ayat yang terdiri dari 323.015 huruf dan 77.439 kosa kata.
Segi kualitas :
Terdiri dari tiga bagian yaitu,
Hukum yang berkaitan dengan ibadah , hukum yang mengatur hubungan rohaniya manusia dengan Allah swt dan hal – hal lain yang berkaitan dengan keimanan. Ilmu yang mempelajari tersebut disebut TAUHID atau ILMU KALLAM
Hukum yang berhubungan dengan Amaliyah yang mengatur hubungan dengan Allah swt, dengan sesama dan alam sekitar, hukum ini tercermin dalam rukun islam dan disebut hukum syareat, ilmu yang mempelajarinya disebut ILMU FIQIH.
Hukum yang berkaitan dengan akhlaq, yakni tuntunan agar setiap muslim memiliki sifat – sifat mulia sekaligus menjauhi perilaku perilaku tercela.
Bila di tinjau dari hukum syarat terbagi menjadi dua kelompok yaitu, HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN AMAL IBADAH seperti shallat puasa zakat berqurban haji nazzar sumpah dll, yang berhubungan dengan Allah swt.
HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN AMAL
BERMASYARAKAT (muamalah), seperti perjanjian yaitu hukum yang berkaitan dengan jual beli (perdagangan), gadai menggadai, pengkongsian dll,maksud utamanya agar hak setiap manusia dapat terpelihara dengan tertib (khusyuq).
HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN GUGAT hukum yang berhubungan dengan keputusan persaksian dan sumpah, HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN JINAYAT yaitu yang berhubungan dengan penetapan hukum atas pelanggaran pembunuhan dan kriminalitas HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN HUBUNGAN ANTAR AGAMA yaitu antar kekuasaan islam dan non islam sehingga tercapai kedamaian dan kesejahteraan, HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN BATASAN KEPEMILIKAN HARTA BENDA seperti zakat dan sedaqah.
Hadisth
Hadisth merupakan segala tingkah laku nabi Muhammad saw, berupa perkataan maupun ketetapan (taqqir) merupakan sumber hukum islam yang kedua setelah alqur’an, Allah swt telah mewajibkan kepada manusia untuk mena’ati hukum – hukum dan perbuatan yang telah disampaikan oleh nabi Muhammad saw dalam hadisthnya. firman Allah swt QS AL Hasyr 7.
Disebabkan seluruh prilaku nabi Muhammad saw mengandung nilai- nilai budi luhur dan merupakan cerminan akhlaq mulia.
Apabila manusia mampu meneladani perbuatan dan perilaku beliau maka mulia pula sikap dan perbuatannya.
Ilmu ladunni diambil dari kalimat 'minladunna ilman', ... ilmu yang berasal dari sisi Kami (Allah) tercantum dalam QS. Al Kahfi : 65
" lalu mereka bertemu dengan seorang hamba diantara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami"
yaitu ilmu yang langsung berasal dari Allah berupa ilham atau wahyu. Menurut para mufassir hamba Allah di sini adalah nabi Khaidhir, dan yang dimaksud dengan rahmat ialah wahyu dan kenabian. Sedang yang dimaksud ilmu ialah ilmu tentang yang ghaib seperti yang tercantum dalam kisah nabi Musa dan nabi Khidhir berikut ini:
Musa berkata kepada Khidhir: bolehkah aku mengikutimu supaya mangajarkan kepadaku ilmu yang benar diantara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu ? Dia menjawab: sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan saggup sabar bersamaku. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu ? Musa berkata: insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai seorang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun. Dia berkata: kamu mengikutiku, maka janganlah kau menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu. Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhir melobanginya, Musa berkata: mengapa kamu melobangi perahu itu yang akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya ? Sesungguhnya kamu telah berbuat kesalahan yang besar. Dia (Khidhir) berkata: bukankah aku telah berkata : sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku. Musa berkata : janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku. Maka berjalanlah keduanya: hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidhir membunuhnya. Musa berkata: mengapa kamu bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain ? sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar. Khidhir berkata: bukanlah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku ? Musa berkata: jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah ini maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku. Maka keduanya berjalan: hingga takala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhir menegakkan dinding itu. Musa berkata: jikalau kamu mau niscaya kamu mengambil upah untuk itu. Khidhir berkata: inilah perpisahan antara aku dengan kamu: aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera. Dan adapun anak itu maka kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya) Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu dan dibawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang shaleh, maka tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari tuhanmu. Dan bukanlah aku melakukannua itu menuruti kemauanku sendiri, demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. (QS. Al Kahfi:66-82) Dari kisah tadi dapat disimpulkan bahwa ilmu ladunni adalah ilmu mukasyafah (mampu melihat dengan pandangan bathinnya) yang berasal dari ilham maupun dari wahyu. Juga dapat disimpulkan bahwa ilmu mukasyafah banyak bertentangan dengan ilmu syariat yang ada, sehigga tidak bisa dijadikan landasan hukum agama. Karena itu Musa selalu membantah apa yang dilakukan oleh nabi Khaidhir. Maka dari itu ilmu mukasyafah itu hanya untuk diri sendiri dan bagi yang mengerti ilmu ini saja, bukan dijadikan dalil hukum-hukum agama. Kecuali yang tidak bertentangan dengan nash Alqur'an dan Al hadist . Ilmu mukasyafah ini bukan hasil mempelajari suatu ilmu tetapi merupakan ilham yang diletakkan kedalam jiwa orang mukmin yang hatinya bersih. Jika hal ini terjadi kepada kita maka kita diberi kefahaman untuk menangkap suatu kejadian yang sedang terjadi maupun yang akan terjadi. Karena jiwa yang bersih dapat melakukan komunikasi kepada sumber ilmu yaitu Allah yang maha mengetahui segala sesuatu. Adapun manfaat ilmu mukasyafah ini adalah untuk menjaga dan mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi terhadap kita maupun terhadap lingkungan, sehingga kita bisa mengantisipasi sedini mungkin ... ittaquu firasatal mukmin ... percayalah kepada firasatnya orang-orang mukmin Dikalangan ummat-ummat sebelum kalian telah ada muhaddatsun. Kalaupun ada seorang diantara ummat yang seperti itu maka dialah Umar bin khathab (mutthafaqun alaih ) Menurut Ibnu Atsir : penafsiran kata "muhaddatsun" pada hadist diatas adalah: mulhamun (orang-orang yang mendapat ilham) dan pengertian mulham (bentuk tunggal dari mulhamun) adalah orang yang disusupkan sesuatu kedalam jiwaanya, lalu dengan sesuatu tersebut dia mengabarkan dugaan dan firasat. Dan sesuatu tersebut merupakan salah satu jenis dari wahyu yang Allah istimewakan dengan siapa saja yang Dia kehendaki diantara hamba-hambaNya yang dipilih, seperti Umar bin khathab.
Bisakah jin menyakiti kita ?
Anda tidak akan bisa diganggu oleh makhluk jin jika anda meninggikan kesadaran anda menjadi jiwa yang selalu berserah diri kepada Allah, dengan demikian anda akan melihat alam-alam dibawah anda seperti jin dan syetan. Mengapa para wali dan nabi mengettahui keadaan alam dibawahnya, … karena mereka adalah orang-orang yang berserah diri. Dengan berserah diri kepada Allah seketika itu alam-alam tidak akan bisa mempengarui keadaan jiwa anda.
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka ditimpa was-was dari syetan. Mereka mengingat Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya (QS. Al A'raaf:201)
Iblis menjawab: Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan merteka semua kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlash (berserah diri) (QS. Shaad: 83) Jika anda seorang ahli hukum atau insinyur sipil … anda akan lebih mengetahui terhadap orang yang bukan ahli dibidang itu ... anda akan faham isi fikiran orang tersebut sampai dimana kemampuan orang tersebut masalah hukum maupun bangunan, … anda tidak bisa dibohongi oleh tingkah pola orang-orang yang bukan ahli, ... walaupun mereka mengatakan dirinya adalah insyinyur atau sarjana hukum. Karena orang yang ingat adalah mengingat kepada Tuhan yang maha tak terjangkau maka jiwa anda adalah menembus wilayah yang tidak bisa dijangkau oleh makhluk-makhluk seperti jin dan syetan ... itulah jiwa orang yang mukhlasin /mukminin … Apabila jiwa anda sampai pada taraf ini, insya Allah ucapan anda adalah berupa do'a yang dikabulkan (sabda pandita ratu) mengucap sesuatu langsung terjadi … Atau ketika anda ingin sesuatu misalnya ingin makan sate … tiba-tiba merasakan rasa sate didalam mulut anda padahal anda tidak makan sate … kemudian tidak terlalu lama ada orang yang datang mengantar sate kepada anda … juga setiap anda mendo'akan orang biasanya langsung terjadi tidak terlalu lama …Mudah-mudahan saya berkata begini bukan karena kebohongan atau cerita dongeng, ... benar-benar dialami oleh rekan-rekan jamaah dzikrullah Sebelum saya menjelaskan masalah rasa lebih lanjut, sebaiknya kita mendasari pembicaraan ini dengan QS.surat Al hijr : 29; Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya , dan telah meniupkan kedalamnya RUH-KU, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. Berbicara mengenai rasa, sulit bagi sebagian orang memahaminya dengan baik, karena terkadang bahasa tidak mampu mengungkapkannya makna rasa yang sebenarnya. Namun kita bisa memahami jika mengerti asal kejadian manusia. Yang pada awalnya menusia tidak memiliki rasa "ADA". Setelah dihembuskan ruh-Ku, manusia itu merasakan "ADA" Ruh-Ku ini menjadi sumber konflik antara kita. Sehingga banyak yang tidak berani membahas apa itu "RASA JATI", Dalam surat Al isra':85 " katakan bahwa ruh itu amar Tuhanku " ada yang menterjemahkan bahwa ruh itu adalah rahasia Tuhanku. Didalam Alqur'an surat Al Qiyamah:14, Akan tetapi di dalam diri manusia ada Bashirah ( rasa tahu ) Baiklah saya akan mencoba merunut asal rasa itu dari fisik yang kita rasakan sekarang. Apabila panca indra seseorang mengamati dan menangkap perangsang dari luar, maka perangsang ini oleh pancaindra diubah menjadi tenaga listrik yang disebut kesan. Kesan ini dikirim melalui syaraf tepi kepada syaraf pusat. Syaraf pusat lalu memberi perintah-perintah melalui syaraf tepi kepada urat daging untuk melaksanakan perintah. Bila syaraf pusat tidak memberikan perintah ,maka urat daging tak mungkin bergerak. Dengan demikian tidak terjadi suatu perbuatan. Sampai mana arus itu mengalir, sampai itu pula kesadaran kita mencapai tingkatannya. Oleh sebab itu kesadaran manusia bertingkat-tingkat.
1. Jika arus ini mengalir sampai hanya pada pangkal otak, kesadaran nya dinamai kesadaran pendahuluan. Ini terdapat pada bayi atau hewan yang berderajad rendah,
2. Jika arus ini dapat mengalir sampai kepusat kesadaran dan pusat ingatan, maka dinamakan kesadaran sederhana. Contoh: anak-anak pada masa usia 1-6 tahun, bangsa-bangsa primitif, dan binatang-binatang yang berderajat lebih tinggi
3. Kalau arus bio-electric dapat bergerak samapai ke pusat akal dan pusat kemauan, berarti bahwa seseorang telah menemukan "AKU" nya. Mengenai ini dapat dilihat pada anak-anak yang mencapai akhir masa hayatinya (pubertas) . dalam keadaan serupa ini kesadarannya disebut kesadaran diri-sendiri
4. Apabila manusia di dalam sadarnya dapat berhubungan dengan rohaninya, maka kesadarannya meningkat menjadi kesadaran luhur (kesadaran jiwa). Kalau hubungannya sudah konstan , tetap, tingkah lakunya pun menunjukkan ketulusan hati yang dalam. Terhadap kesadaran ini dapat kita saksikan pada orang-orang yang menjalankan zuhud (melepas segala ikatan materi), dan sudah sampai ke derajat yang mukhlasin.
5. Lebih jauh lagi, bilamana kesadarannya sudah dapat menghubungkan diri kepada dzat mutlak (meta kosmos), maka disebut kesadaran Ruh (AKU SEJATI) atau rasa jati. , yaitu rasa yang hakiki yang mengetahui semua rasa (alam), Aku inilah yang mengetahui segala rasa, sedih, rasa takut, rasa marah, rasa benci, rasa capek, rasa lapar, rasa ngantuk dan seluruh alam rasa. Sebab semuanya tidak ada manfaatnya jika sang Aku tidak ada.
Sebelum anda menyadari rasa jatinya , anda mengira sakit itu yang merasakan adalah tubuh ini, kemudian kita merunut keatas, dari sentuhan fisik yang dihantar oleh bioelectric yang menghasilkan kesan ditangkap oleh pangkal otak ..dari pangkal otak kita menyadari siapa yang merasakan setelah sampai pada pusat otak !! Ialah AKU sejati yang melihat (merasakan ) itu, ialah pusat pengetahuan tentang rasa, dia berada meliputi fisik bukan didalam fisik. Sehingga jika sang Aku telah meninggalkan fisik maka rasa itu tidak ada dalam fisik ini (mati) , anda perhatikan saat orang tidur ..walaupun otak dia tetap bekerja,namun Aku tidak merasakan lagi sebagai fisik ini..akan tetapi pindah dari kesadaran fisik menuju kesadaran jiwa, begitu seterunya. Mungkin dibawah ini membantu menambah pengertian atas rasa tadi : Sebelum anda bisa mengendarai (menyetir) mobil, menurut perasaan anda mobil itu besar sekali dan jalanan sepertinya sangat sempit, sehingga tampak terpisah antara mobil dan pikiran..anda menjadi gugup saat berpapasan dengan pengendara sepeda motor Lama- kelamaan rasa anda meluas meliputi body mobil, seakan tubuh anda menjadi mobil itu sendiri, sehingga jika berjalan kencangpun terasa mengikuti irama perasaan anda. Reflek otak anda menggerakkan rem, kopling, wiper, bunyi knalpot, dan getaran mobil, sehingga jika ada sesuatu yang ganjil terhadap bunyi mesin itu terasa menyentuh langsung kepada perasaan anda (otak). Jika mobil itu terantuk batu yang besar .ADUH !! anda merasakan kesakitan. Mengapa anda yang menjerit kesakitan ..padahal anda dengan mobil itu berbeda..anda bukanlah sebuah mobil itu. Siapa yang merasakan enak tidaknya membawa mobil .mobil itu tidak bisa merasakan apa-apa. tapi saya bisa merasakan mobil itu enak atau tidak ..itulah gambaran rasa jati ..asalnya segala rasa, yang meliputi segala sesuatu. Ada sebuah hadist yang sangat populer yang sering kita dengar dalam setiap ceramah Ramadhan: "Berapa banyak orang menjalankan puasa, akan tetapi hanya mendapatkan rasa haus dan lapar …" ( shahih) Abu Hurairaah ra berkata : Rasulullah Saw. bersabda: "jika kamu sedang puasa, maka jangan berkata keji, dan jangan ribut (marah) dan jika ada orang memaki atau mengajak berkelahi, hendaklah diberi tahu : saya sedang berpuasa." ( Bukhari, Muslim) Abu Hurairah ra. Berkata: Bersabda Nabi Saw. "siapa yang tidak suka meninggalkan kata-kata dusta, dan perbuatan yang palsu, maka Allah tidak membutuhkan dari padanya, puasa meninggalkan makan dan minumnya" ( Bukhari ) Dari penjelasan hadist diatas, sudah dapat dipastikan bahwa Allah tidak menerima puasanya orang yang sekedar menahan rasa lapar dan haus … dan Allah tidak menerima puasanya orang yang masih berkata keji dan dusta. Kalau kita perhatikan, disamping perlakuan syari'at secara fisik Allah sangat mengutamakan syari'at rohani. Karena rohani merupakan kenyataan diri yang sejati, sehigga kita diwajibkan untuk berkata jujur, berhati bersih, jernih, dan tidak memperturutkan hawa nafsu yang selalu berkecenderungan kedalam nista. Saya akan mengajak anda untuk mengikuti rangkaian perjalanan rohani yang berpuasa ! Mula-mula anda diperintahkan untuk meninggalkan makan, minum, bersetubuh (jimak). Selanjutnya dilarang berkata dusta, dengki, … dan perbuatan yang palsu. Setelah anda lakukan peredaman terhadap aktivitas gejolak fisik, selama satu bulan penuh. Apa yang anda rasakan, ... adalah redamnya gejolak (nafsu) yang kemudian mengakibatkan loncatan kesadaran dari kesadaraan fisik berubah menjadi kesadarah jiwa sejati, atau secara umum dikatakan kembali kepada fitrah (idul fitri) … Adakah pengalaman yang serupa dengan puasa ? Ialah saat anda menjelang tidur, dimana aktivitas fisik sudah mulai mereda, ... saat farji sudah tidak lagi bernafsu terhadap wanita, ... saat mulut sudah tidak ingin makan dan bicara, ... saat telinga tidak ingin mendengarkan sesuatu, ... saat pikiran istirahat merekam aktivitas. Dan saat itulah roh anda lepas, memasuki kesadaran di alam mimpi. Anda tidak akan bisa memasuki alam ini jika tidak melalui proses peredaman fisik (hampa aktivitas fisik). Begitu juga hal nya dengan puasa, ... yang diawali dengan peredaman-peredaman emosional yang bergejolak selama satu bulan lamanya. Jika anda mengerti tujuan puasa adalah kembali kepada kesadaran sejati (aku), maka anda akan memasuki kesadaran baru yaitu kesadaran roh suci seperti bayi …itulah kesejatian …itulah aku yang hakiki yang tidak pernah bohong, yang selalu mengikuti kehendak-kehendak Ilahi (qulil ruh min amri rabbi), ... katakan bahwa roh adalah selalu mengikuti amar-amar Tuhanku. ( QS. Al Isra':85)
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan menurut fitrah itu (QS. Ar Rum:30) Kalau anda menyadari sebagai ruh yang suci (fitrah)..maka perilaku anda akan sesuai dengan fitrah Allah, yaitu baik yang ditulis dalam Alqur'an maupun yang berupa sunnatullah (kauniyah). Inilah tujuan puasa, ... yaitu kembali kepada fitrah sejati ... seperti telah saya bahas pada latihan patrap, atau dalam artikel bab hakekat manusia, tentang kesadaran diri dan kesadaran universal. Sadari bahwa diri anda yang sejati (roh) tidak pernah tidur..tidak pernah makan, … tidak mati … sehingga Tuhan perlu menyadarkan kita dengan jalan berpuasa di bulan Ramadhan. Seolah Dia berkata jadilah dirimu yang sejati (fitrah) karena dirimu yang sejati adalah roh yang dihembuskan dari Rabb-Nya..yang terjaga kesuciannya, ... jangan engkau menjadi kotor akibat kenistaan badanmu (QS. Al hijr : 28-29). Sungguh beruntung orang yang membersihkan jiwanya karena ia akan mendapat ilham ketaqwaan (QS. Asy syams :7-9) Setelah anda terbebas (bersih) dari pengaruh fisik suasana menjadi sangat hening dan damai, yang lebih dominan sekarang adalah kata hati yang suci yang selama ini tenggelam sehingga dikatakan dia sebagai suara hati yang kecil … sebutan suara hati kecil itu sebenarnya adalah sejati diri kita, yang sering berlawanan dengan keinginan nafsu, dan nafsulah yang banyak mengendalikan gerakan tubuh kita selama ini. Untuk itulah Allah menggembleng jiwa kita untuk memunculkan rasa jati yang selalu mengajak kepada kebaikan. Jika hal ini berhasil … perilaku anda secara otomatis menjadi baik tanpa direkayasa oleh pikiran dan keinginan. Karakter itu mengalir tanpa ada usaha kita. Inilah lailatul qadar, yang ditunggu-tunggu seluruh ummat, Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alqur'an) pada malam kemuliaan, Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu ? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan, Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan, Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar ( QS. Al Qadr : 1-5) Idul fitri, ... adalah terbebasnya diri sejati dari pengaruh syawat, sehingga dirayakan menjadi hari kemenangan. Akan tetapi kadang kita menjadi salah kaprah terhadap peristiwa kemenangan jiwa dalam kebebasan dari pengaruh syahwat, yaitu berpesta pora kembali memenuhi keinginan syahwat. Namun jika anda betul-betul telah kembali suci maka akan tampak …dalam diri anda perubahan yang sangat luar biasa ….anda menjadi sangat baik ... ikhlas dalam segala hal ... menerima segala keputusan Allah, ... dan terasa kesejukan iman mengalir dalam aliran darah. Hal ini anda bisa coba pada kesempatan Ramadhan akan datang, sehingga tulisan saya bukanlah sebuah cerita dongeng yang tidak bisa dipertanggung jawabkan … namun anda benar-benar akan bisa merasakan secara langsung, tanpa rekayasa !! Sungguh dahsyat getaran iman itu sampai terbit fajar, … anda tidak akan kuasa merasakan getaran taqwa yang turun dari Allah menyinari hati yang dibawa oleh para malaikat yang suci … anda benar-benar berubah … roh anda rela terhadap Tuhan serela-relanya Pengetian Uzlah adalah mengasingkan diri dari ikatan duniawi… Imam Alghazaly menggambarkan mengenai uzlah, adalah seperti kita tidak terikat terhadap air yang ada disumur … walaupun kita sangat membutuhkan akan air tersebut sebagai sumber kehidupan. Alqur'an juga telah menggambar-kan orang yang terpaut hatinya kepada Allah (tidak terikat oleh dunia), namun juga tidak melalaikan tugas dan kewajibannya sebagai karyawan dan tanggung jawab terhadap keluarganya ...
Firman Allah: "Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah …." ( QS. An Nur: 37) Uzlah, ... tidak perlu pergi ke goa atau tempat yang sepi untuk meninggalkan ativitas dunia. Lakukanlah dirumah atau dimasjid …pada saat orang semua sedang tidur di akhir malam … Lepaskan ikatan dunia anda, baik dipikiran maupun dihati … Lepaskan dan serahkan kepada Allah, bahwa semua yang kita miliki adalah karunia dari Allah. GURU kita adalah Allah, Dia yang akan menjadi penuntun jalan rohani (Ar rasyid), Dialah sebagai pemberi petunjuk (Al hadi) dan Dialah gurunya bagi orang yang bertakwa, "wahai orang-orang yang beriman jika kamu bertaqwa kepada Allah niscaya dia akan menjadikan bagimu furqan (pembeda)." (QS.8:29) … `allamal insaana malam ya'lam …Allah mengajarkan manusia dari apa-apa yang tidak diketahui (QS.96:5). Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh datang kepada Kami ,akan kami tunjuki kepada mereka jalan-jalan Kami…(QS.29:69)
TUNTUNAN-NYA adalah syari'at
Sikapnya, berserah diri secara total, sebab syetan tidak akan mampu menembus wilayah rohani yang pasrah kepada Allah … iblis menjawab: "demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis diantara mereka" (QS. 38:83). Niatkan semua karena Allah … jangan ingin mendapatkan kesaktian … pasrahkan secara total kembali roh kita kepada Allah…
Lakukanlah praktek seperti yang saya tulis pada bab dzikrullah / patrap pertama ! Baru saja ikhwan kita dari Semarang menghubungi via telepon, bahwa ia telah berhasil mendapat kan pengalaman rohani, juga ada sebuah group band bernama "Semesta", semuanya berhasil mendapatkan sentuhan rohani … dan banyak lagi yang telah melakukannya secara serius tanpa harus bertemu dengan saya … karena saya sekedar memberikan informasi akan hakikat ketuhanan ... bukan guru ketuhanan …bahwa jika kita betul-betul melaksanakan apa yang tertera didalam Alqur'an, insya Allah kebenaran yang anda peroleh sama rasanya dengan kebenaran yang di peroleh imam Alghazaly, para sahabat nabi, wali-wali… Nantinya anda akan membenarkan apa yang dikatakan oleh mereka … ternyata apa yang ditulis oleh para syekh itu benar ... karena anda juga marasakan hal yang sama….. Seperti rasa manis, siapapun akan mengalami rasa yang sama jika kita mencoba mencicipi, maka dari itu ilmu ini disebut ilmu hakikat … ilmu kebenaran ... ilmu kepastian … dan ilmu kesempurnaan iman …. Contohnya begini, …Allah mengatakan ciri-ciri orang beriman itu jika dibacakan ayat-ayat Allah maka hatinya bergetar … bahkan dikatakan mereka akan histeris tersungkur, menangis jika disebut Allah …. (lihat QS. Al Anfaal : 2 dan QS. Maryam :58) Mari kita bicara jujur ... sudahkan ada ciri-ciri ini pada kita ?? Kalau tidak ada, apakah pantas kita disebut orang beriman ??? Nah, ayat tsb. sebagai barometer, kalau ternyata hal ini ada pada kita, maka kita disebut telah mengimani adanya ayat diatas secara hakiki ... bukan katanya pak Ustadz ... akan tetapi tahu dengan sendiri (pengetahuan kasyf-nya). Keyakinan anda berubah dari doktrin percaya (wajibul yakin) terhadap ayat diatas, menjadi hakkul yaqin, keyakinan yang timbul dari kebenaran yaitu Allah Swt. Melalui hidayah inilah iman yang sebenarnya karena keyakinan anda tidak akan bisa diubahkan … seperti yang dialami oleh Sayyidina Bilal yang disiksa oleh tuannya, dia tetap mengatakan ahad ... ahad …ahad … karena iman sudah terukir dalam jiwanya …. Mengenai ada jama'ah yang berkeliling dan mendatangi rumah ke rumah itu bukan Uzlah, akan tetapi mereka adalah kelompok Jamiatut tabligh yang berpusat di Negara Pakistan ... kalau di Jakarta di pusatkan di masjid Kebun jeruk .. jalan Harmoni… Mereka diajarkan bagaimana bersiwak,makan ala Rasulullah …. Shalat. sunnah, masuk dan keluar wc mengikuti cara hidup Rasulullah untuk selama beberapa hari ... ada yang tiga hari ... tujuh hari ... satu bulan ... atau tiga bulan , tergantung kesanggupan jamaah….
Akan tetapi, amalan-amalan seperti itu akan menjadikan jenuh kalau timbul dari rekayasa dan gagasan fikiran atau dibuat-buat … lama kelamaan capek dan capek yang didapat. Kecuali jika kita mendapatkan tuntunan dan bimbingan dari Allah, sebagaiman Alghazaly mendapatkan mukasyafah dengan jalan olah spiritual, yakni berserah diri kepada Allah terus menerus … Thariqah merupakan methode untuk mendidik murid agar disipilin didalam berdzikir kepada Allah. Dalam thariqah itu ada Mursyid …(pembimbing) sebagai washilah, biasa disebut syekh. Beliaulah yang menghantarkan jalannya rohani sang murid untuk bisa sampai kepada tingkat lebih tinggi, … kadang ada yang lebih ekstrim, kita disuruh membayangkan wajah seorang guru mursyid agar mempermudah jalan rohaninya, karena dianggap sang syekh memiliki kekuatan rohani yang tinggi, yang mampu menggetarkan dan membangkitkan rohani yang sudah lama tenggelam … Didalam thariqah ada bai'at, harus memiliki dan mengakui syekh dan jalan thariqahnya, ... apakah Syekh Naqsabandy atau Syekh Abdul Qadir Jaelani seseuai dengan penciptanya. Biasanya seorang murid di talqin (dzikrul maut), dengan cara dimandikan seperti orang mati dan kemudian dikafani … Setelah itu sang murid diwejang dan diijazahkan sebuah amalan dzikir yang harus dilaksanakan setiap waktu dengan jumlah tertentu … Dzikir-dzikir tersebut gunanya untuk membersihkan lathaif-lathaif, seperti meletakkan lafadz dzikir di dalam qalbu, di nathiqah … sirr sampai kullu jasadin … Jika sang murid menguasai dzikir tersebut dengan baik, maka ia akan dinaikkan kepada tingkatan dzikir yang lebih tinggi … muraqabah-muraqabah dst. Biasanya ajaran thariqah memiliki silsilah sanad, sampai kepada Rasulullah. Hal inilah yang banyak diragukan oleh sebagian ulama, dan terkadang bagi salik yang fanatik menganggap orang yang ber tasawuf namun tidak memiliki guru, maka gurunya adalah syetan … menurut syekh Ar Rifai, orang yang berkata demikian adalah orang yang tidak mengerti kedudukan tasawuf (lihat kitab jalan ruhani karangan syekh Sa'id Hawwa, hal.73) Saya sependapat dengan syekh Ar Rifai, bahwa pembuka hidayah bukan hak manusia, kecuali dia hanya sebagai pemandu jalannya rohani, bukan sebagai washilah atau birokasi ketuhanan ... dimana sang syekh dianggap sebagai penghubung / perantara kepada Allah … Bagi saya guru mursyid itu adalah syariat agama, dan merupakan pemandu yang bersih dari pikiran dan keakuan manusia … Syari'at adalah firman Allah, ... dan jalan utama untuk mengetahui salah tidaknya suatu perjalanan ruhani, … untuk lebih mempercepat sampai kepada Allah ... Janganlah terpengaruh dengan kata orang, bahwa untuk menuju Allah diperlukan guru mursyid … Jika hal itu dilakukan dan merupakan keharusan, … bagaimana dengan jalan ruhani, yang kita lakukan selama ini, yakni shalat … apakah diperlukan washilah ?? Padahal shalat merupakan jalan ruhani kita atau biasa disebut mikrajnya kaum mukminin, … disana kita tidak ada pemandunya (mursyid) kecuali hanya syari'at yang telah dituntun oleh agama … Adapun sanad atau silsilah, … ajaran kita telah mengambil nash yang masyhur, mutawatir, dan di akui oleh seluruh kalangan .
MAKRIFAT SEBAGAI TUJUAN TASAWUF
Hakikat Tasawuf
Banyak orang memperbincangkan mengenai kualitas ibadahnya kepada Allah. Karena tatacara kehidupan keseharian, yang membuat ibadah menjadi kurang bermakna, kurang memiliki arti, dan lebih kepada kewajiban belaka. Sehingga bukannya kebahagiaan yang mereka dapatkan tetapi kehampaan dalam mengarungi hidup ini.
Ibadah kepada Allah, beribadah juga hanya karena Allah. Mendekatlah kepada Allah, cintailah Allah, jadikanlah Allah tujuan utama dalam kehidupan kita, sehingga rahmat Allah, berupa nikmat didunia dan di-akhirat akan turun menghujani kita dengan derasnya.?
Seperti tertulis dalam surat Al-Jin ayat 16 :
Artinya :Dan bahwanya jika mereka tetap berada diatas jalan (metode) yang benar, niscaya Akan kami turunkan hujan (rahmat) yang lebat (nikmat yang banyak).?
Ayat diatas adalah utamanya dari Tasawwuf. Suatu kegiatan bersifat spiritual yang selalu berusaha mencari-cari jalan untuk memperoleh kecintaan dan kesempurnaan rohani hanya untuk Allah.
Jadi bila mulanya kita mengenal Ibadah yang berkaitan dengan syareat seperti rukun-rukun Islam atau rukun Iman, rukun Sholat, batal dan tidaknya, perlu juga ditingkatkan sampai ke hakekat, terus kita merenung akan kebesar Allah hingga akhirnya sampailah kita kepada makrifat yaitu mengenal Allah hingga timbullah apa yang dinamakan ilmu Tasawwuf.
Pengertian Tasawwuf
Mengenai asal kata tasawwuf ini banyak kalangan yang berbeda pendapat. Ada yang bilang berasal dari kata sufah, yang artinya: nama surat ijazah orang yang naik haji, bisa juga dari kata kerja safa yang artinya bersih dan suci. Ada juga yang menanggap dari kata suffah, yaitu ruangan dekat mesjid Madinah tempat Rasulullah memberi pelajaran kepada sahabatnya atau diambil dari kata suf yang berarti bulu kambing yang dibuat oleh kaum sufi dari Syiria. Memakai suf ini sendiri telah menjadi baju kebesaran orang Kristen sejak nabi Isa As. Tujuannya sendiri menuju kesederhanaan menjauhi dari sikap riya, sehingga akhirnya menjadi kaum sufi yang mempelajari ilmu tasawwuf.
Makna Tasawwuf
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, yaitu mencari jalan untuk menuju kesempurnaan dalam mencintai Allah dan memperoleh rohani yang bersih hanya kepada Allah.
Pada mulanya kaum sufi ini juga memiliki kecintaan terhadap dunia, tetapi seiring dengan meningkatnya kesufian mereka, maka berangsur-angsur kecintaan dan kelezatan dunia lalu menyusut dan menghilang untuk kemudian beralih kepada kecintaan dan kelezatan rohani semata.Yang mana kelezatan ini hanya dapat dirasakan dengan perasaan yang halus, dunia yang gaib yang bersatu dengan arti cinta dan keagungan. Tasawwuf berpindah dari alam kebendaan menuju alam rohani yang tiada batasnya.
Tujuan Tasawwuf
Menurut Imam Al Ghozali ilmu tasawwuf adalah tuntunan yang dapat menyampaikan manusia mengenal Tuhan dengan sebenar-benarnya, atau disebut makrifat. Oleh karena itu tujuan ilmu tasawwuf tidak lain membawa manusia, setingkat demi setingkat kepada Tuhannya. Sehingga tujuan akhir hidup didunia dan diakhirat nanti dapat tercapai.
Tujuan akhir kehidupan didunia adalah agar segala doa dan keinginan kita mudah terkabul. Sedang tujuan akhir diakhirat yaitu agar dapat bertemu dengan Allah dalam gelimang nikmat kebesaran Allah SWT.
Pengertian Ilmu
Dalam mempelajari ilmu terdapat dua pengetahuan, yaitu yang pertama ilmu mukhasyafah, yaitu ilmu untuk membuka tabir hubungan manusia dengan Allah, sedang ilmu yang satunya ilmu mu?amalah, ilmu untuk diamalkan dalam hubungan manusia dengan manusia.
Sedangkan dalam pengembangan keseharian, ilmu dibagi lagi menjadi dua yaitu ilmu yang tercela atau dimurkai oleh Allah, dan yang satunya ilmu yang berfaerah atau hikmah, ini adalah ilmu yang diridhoi oleh Allah.
Dalam mencari ilmu, tidaklah kita menjadi tercela, tetapi ketika kita mengamalkannya bisa dikatakan tercela bila terdapat 3 hal didalamnya yaitu :
1.Ilmu yang memberi mudarat pada yang mempelajari ataupun orang lain seperti ilmu sihir, santet, guna-guna dsb.
2.Ilmu yang sewaktu-waktu bila digunakan dapat membahayakan orang lain seperti astrologi, baik bila untuk mencari kebaikan, tetapi menjadi tercela ketika untuk mencari kelemahan orang lain, atau bahkan mencelakainya.
3.Menyelami ilmu tanpa batas hanya akan memusingkan dan tidak berfaedah apa-apa. Sedikit asalkan istikomah lebih baik dibandingkan banyak tetapi tidak rutin.
Ajaran ilmu berdasarkan kesufian untuk mendapatkan keridhoan Allah untuk mendapatkan jalan atau tarekat kepada Allah. Jalannya yaitu dengan mujahadah, riadah, membersihkan hati, mengosongkan dari segala yang berkaitan dengan duniawi.
Ilmu sufi ini terbagi menjadi 4 bagian yaitu :
1.Ilmu Syariat
Ilmu yang memperhatikan peraturan-peraturan agama yang diturunkan Tuhan kepada NabiNya. Sedang ilmu Syariat menurut orang sufi yaitu meninjau lebih dalam hukum-hukum syariat itu seakan membuat lebih mesra kepada hati dan jiwa seseorang, sehingga seringkali dianggap menyimpang dari hukum-hukum fiqih tertentu.
2.Ilmu Tarikat
Jalan untuk mencapai tujuan kepada Tuhannya. Orang melakukan disebut salik. Tujuan dari tarekat adalah mempertebal iman para pengikutnya sehingga tidak ada yang dicintai selain Allah.
Untuk mencapai hal tersebut manusia harus menjalankan beberapa hal seperti :
a.Ikhlas - bersih segala amal dan niatnya dalam mengerjakan pekerjaan maupun ibadah dan beramal, hanya mengharap keridhoan dari Allah SWT.
b.Muraqobah - merasa gerak-geriknya selalu diawasi oleh Allah.
c.Muhasabah - memperhitungkan laba rugi amalnya dengan selalu menambah kebajikan.
d.Tajarrud - melepaskan diri dari segala ikatan yang menghalangi dirinya menuju jalan dalam mencapai cita-citanya kepada Allah, tetapi dengan tetap memperhatikan syariat yang ada.
Guru yang memberi petunjuk dinamakan syeh atau mursyid, ia memberikan latihan-latihan dzikir/wirid (riadah), lebih banyak menyendiri (khalwat), sehingga menetapkan ingatannya hanya kepada Allah (tawajuh).
Sedangkan pengikutnya dinamakan murid yang dibaiat oleh mursyid (guru) untuk bersumpah setia untuk menjaga diri dari segala perbuatan maksiat (melakukan taubat).
Sedangkan dzikir para sufi cara seperti :
a.Dzikir lisan, melafadkan ?Laa ilaa ha ilallah?.
b.Dzikir qalbi, hanya diucapkan dalam hati, tetapi lidah tetap bergetar dengan mengucap dalam hati ?Allah..Allah..?
c.Dzikir sirri yang diingat secara rahasia dan dilafadkan secara halus dan pelan, yaitu Huwa?
3.Ilmu Hakekat
Adalah ilmu untuk mencari kebenaran. Apabila kita sudah sampai pada taraf ini maka hatinya hanya terpaku kepada Allah, walaupun diberi segala macam cobaan.
Jika sampai tahap ini sudah Haqqul Yakin, maka akan terbuka hijab (hasyful mahjub). Biasanya ada laku yang dijalankan selama 7 hari atau suluk. Dimana pada akhir lakunya tersebut akan menemukan hakekat.
Apa yang ada didalam dunia hanya sementara, manusia dan benda sekelilingnya tidak ada (ada) dan akhirnya akan lenyap (fana). Dan bila dilakukan terus menerus, maka akan terbuka rahasia yang menyelubungi manusia dengan Tuhannya atau biasanya disebut kasyaf.
4.Ilmu Makrifat
Arti makrifat adalah pengetahuan untuk mengetahui segala sesuatu dengan seyakin-yakinnya, atau mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Untuk mencapai hal ini dilakukan dengan jalan tafakur (merenungkan Kebesaran Allah).
Ilmu makrifat sendiri bisa dicapai dengan 2 cara yaitu :
a.Ilmu adna, yang didapat dengan cara mempelajari dan usaha, membaca dan belajar.
b.Ilmu laduni, ilmu yang berasal dari Allah. Ilmu ini diberikan oleh Allah kepada siapa saja yang dikehendaki. Hal ini didapat dari taqwa, salih dan memiliki nilai kesufian.
Nilai kesufian ini disebut dengan maqomat yang meliputi :
a.Takhalli - membersihkan diri dari sifat kasar dan kotor.
b.Tahalli - mengisi dengan sifat-sifat cara hidup yang sufi dan penuh dengan kemurnian hanya karena Allah.
c.Tajalli - tempat yang nyata dimana ia melihat dan mampu memohon segala yang bersifat Ajaib karena kehendak Allah, termasuk rahasia Allah.
Bacaan Wirid Thariqat
Untuk melakukan wirid tarikat maka seseorang perlu dibaiat oleh syech atau mursyidnya. Seorang syech mendapatkan ilmu thariqat ini silsilahnya bersambung sampai kepada Rasulullah dan tidak sah bila tidak berguru kepada syech yang silsilahnya tidak sampai kepada Nabi.
Berikut adalah contoh bacaan wirid thariqat dari tarikat Qodiriyah dan Naqsabandiyah:
1.Membaca Al-Fatihah untuk Nabi, para guru/syeh yang telah mendahului khususnya syech Abdul Qodir Jaelani (Qodiriyah) & syech Junaedi Al-Baghdadi (Naqsabandiyah), untuk kedua orang tua dan arwah para muslimin dan muslimat.
2.Membaca Surat Al-Ikhlas 3x
3.Membaca Sholawat Ibrahim 1x (Sholawat pada tahiyat akhir)
4.Membaca kalimat Allah 300x pada setiap latifah
5.Ditutup dengan do’a :
artinya: Ya Allah Yang Maha Kuasa, saya mengharap atas keridhoanmu dan ridho Mu itulah yang saya cari-cari dan semoga Allah memberi pada saya kesenangan dunia dan kesenangan akhirat dan tetap makrifat kepada Mu Ya Allah dengan makrifat yang tetap.
Tingkatan Manusia menurut ilmu Tasawwuf
Makrifat itu datangnya dari dua jurusan, yang pertama berdasar Ainur Juud atau mata kemurahan, ini murni karena kehendak Allah, dan Badzlul Majhud, ini karena riadho atau ikhtiar kita dengan daya upaya manusia.
Sedangkan tingkatan (maqom) manusia untuk sampai kepada makrifat seperti yang tercantum dalam kita Hilyatul Auliya adalah sebagai berikut :
1.Bertobat (At-Taubah)
2.Takut (Al-Khauf)
3.Harapan (Ar-Rajaa)
4.Orang-orang yang saleh (Ash-Solihin)
5.Para yang berhasrat dan penempuh (Al-Muridin)
6.Selalu Taat (Al-Muthiin)
7.Para Pencinta (Al-Muhibbin)
8.Yang selalu merindukan (Al-Musytaqin)
9.Para Wali atau kekasih (Al-Auliya)
10.Yang paling dekat (Al-Muqorrobin).n
Perbandingan Tasawwuf & Kebatinan
Tasawwuf mempunyai sumber satu ialah Al-Qur’an dan Hadits, walaupun bermacam-macam jalan satu sama lain yang berbeda (maksudnya disini adalah hanya pada praktek-praktek acara yang ditentukan oleh gurunya).
Sedangkan kebatinan tidak mempunyai keseragaman dalam sumber, sebab ada yang bersumber pada agama Islam, agama Hindu-Budha dan ada juga yang bersumber merupakan singkritisme (campuran) dari ketiga agama Islam, Kristen dan Budha.
Tinjauan Tujuan
Tasawwuf bertujuan :
1.Membersihakn jiwa dari sifat tercela dan menghiasinya dengan sifat terpuji
2.Tekun beribadah, bertakarub, tafakur dan dzikir kepadaNya untuk mencapai manusia baik yang diridhoi Allah
3.Mendapat ketenangan hati dengan cara musyahadah, makrifat billah dan selamat didunia sampai akhirat mendapat balasan surga tempat yang kekal nikmat abadi
Sedangkan kebatinan tujuannya adalah :
1.Berusaha hidup sempurna dan bahagia lahir bathin dengan membangun budi pekerti yang luhur.
2.Mensucikan jiwa dan menanamkan rasa cinta kasih.
3.Hidup damai serta gotong royong untuk kesejahteraan umat demi tercapainya kesempurnaan bathin.
Dapat disimpulkan perbedaan tujuan kedua aliran tersebut diatas adalah :
Bagi orang kebatinan, hanya menekankan hidup sempurna, bahagia lahir dan batin didunia saja.
Sedangkan bagi orang-orang tasawwuf, tekanan pada kehidupan didunia maupun akhirat.
Kandungan ajaran tasawwuf
Ajaran tasawwuf bila kita perhatikan secara seksama maka akan dibagi menjadi 4 yaitu :
1.Metafisika, ilmu diluar alam dunia atau alam gaib yang bersumber pada keimanan kita terhadap Allah. Iman kepada Allah
merupakan nikmat yang pa-ling indah, begitu juga kepada akherat yang akhirnya membawa kita kepada nikmat dalam menjalankan ibadah, dan iman akan adanya syurga akan membuat kita selalu berusaha untuk mendapatkannya dengan jalan Allah, dan mengingat neraka akan membuat kita takut dan akan selalu mencegah diri kita untuk melalukan perbuatan-perbuatan yang akan mengarah kita kesana.
2.Ethica, mempelajari akhlaq yang baik kepada manusia maupun kepada Tuhan, seperti dalam salah satu hadits disebutkan ?tidak akan masuk surga orang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatannya.?
3.Psychologia, interospeksi pada diri sendiri. Untuk mengenal Allah mari kita ajukan pertanyaan kepada diri sendiri :
a.Siapakan saya ?
Saya adalah makhluk ciptaan Allah, tidak mungkin semua ini ada tanpa ada yang menciptakan.
b.Darimanakan asalnya ?
Pertama kali Adam diciptkan dari tanah kemudian anak cucunya dengan perantaraan manusia maka jadilah manusia-manusia lain.
c.Apakah tugas manusia ?
Tujuanya adalah beribadah kepada Allah, berbakti kepada bangsa dan negara demi tercapainya masyarakat adil makmur, aman dan sentausa yang diridhoi Allah SWT.
d.Akan kemanakan akhirnya ?
Setiap yang berjiwa akan merasakan mati. Matinya kita tidak akan membawa apa-apa dari kehidupan didunia ini selain pahala kebaikan yang kita kumpulkan dalam bentuk keimanan terhadap Allah.
4.Aestethica, keindahan pada jiwa seseorang yang berpuncak pada mahabbah, cinta. Orang akan merasa tenang hatinya tidak ada pikiran kotor dan buruk dalam bathinnya, sehingga hati bersih kemilau memancar menghadap Allah dan orang disekitarnyapun turut merasakan ketenangan. Jalan untuk mencapai ini dengan cara tafakur kepada Allah, merenungkan segala ciptaanNya, sehingga timbullah cinta terhadap seluruh ciptaan Allah.
Kandungan Ajaran Kebatinan
Yang dimaksud dengan kebatinan adalah kepercayaan rakyat Indonesia yang tidak termasuk dalam aliran agama yang diakui seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.
Beberapa aliran kebatinan yang kebetulan pernah saya pelajari untuk sekedar wacana saja, salah satunya adalah :
1.Ngelmu Bejo, banyak beredar disekitar Jogjakarta, atau ilmu-ilmunya biasa disebut dengan Ngelmu mulur mungkret, ini adalah hasil ciptaan Ki Ageng Suryomataram, dimana ajarannya bahwa manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan, bumi, api dll berasal dari jladren (benda asli, terjadi begitu saja). Aliran ini bisa dikategorikan sebagai aliran atheisme atau materialisme.
2.Pambuka Das Songo, bersumber pada ajaran mistik. Pimpinannya Nyai Harjosentoso yang mengajarkan artinya lobang 9 (2 mata, hidung telinga, kemaluan dan 1 mulut). Aliran ini banyak beredar disekitaran Semarang sampai pesisir Jawa Timur.
3.Ilmu Sejati, aliran kebatinan dari daerah Sukerejo, diciptakan oleh R. Prawirosoedarso, merupakan ajaran mistik tanpa membedakan agama dan golongan, ajarannya bersumber dari agama Islam, Kristen dan Budha.
4.Imam Mahdi, golongan mistik yang mendasarkan ilmunya pada Islam. Pimpinannya bernama Ahdi dari Tasikmalaya, bertujuan pada Perikemanusiaan, Ketuhanan yang Maha Esa, Gotong Royong, Kejujuran dan Kerukunan. Ajarannya yang cukup unik yaitu membaca Al-Fatihah yang sampai ?Ihdinas Shirotol Mustaqim?, sedangkan ayat selanjutnya dihilangkan, karena takut di Ghoiril? (disembelih). Kemudian setiap orang mempunyai nabi sendiri-sendiri yang berjumlah 25.
Sedangkan ajarannya sendiri pada umumnya mengandung 4 hal juga yaitu :
1.Sciences Occultes atau Ilmu gaib, ilmu rahasia yang diajarkan tanpa mempunyai arsip yang jelas, dengan perantaraan alamat khusus yang juga sangat rahasia. Biasanya dibagi 2 yaitu:? Physical, kemampuan menggerakkan benda oleh kekuatan ajaib yang tidak dikenal & Mental, yaitu kenyataan-kenyataan yang diperoleh orang tanpa melalui saluran panca indera.
2.Union Mystique, bersatunya manusia dengan Tuhan. Dalam bahasa Jawa disebut sebagai Manunggalin kawula lan Gusti? Dilambangkan dengan Curigo manjing ing warongko lan warongko manjing ing curigo (artinya keris masuk dalam rangka dan rangka masuk dalam keris). Dalam istilah tasawwuf disebut hulul atau istihad yang dibawakan oleh aliran Al-Hallaj dimana intinya adalah ?Anaa al haq? artinya saya Adalah Tuhan Al-Haq. Pendirinya Abul Muughis Husain bin Mansur Al-Hallaj pernah juga berkata ?wamaa fie jubbatie illallah? artinya: Dan tiada ada yang ada dalam jubahku melainkan Allah.
Saya pernah mempelajari salah satu kitab Wirid Hidayat Jati karangan Ronggowarsito, artinya itu kurang lebih : ?Diwaktu itu mengheningkan cipta dengan mengingat dan menetrapkan dzat kepada dirinya sendiri dengan berkata: ?Aku penjelmaan dzat Yang Maha Suci, yang berkuasa diatas segala sesuatu?, yang berkuasa Kun fayakun, segala yang aku ciptakan terlaksana datang sewaktu aku inginkan..... ia .....keluar dari kodratKu.? Setelah itu menarik nafas perlahan dan diturunkan keluar dari lubang hidung, perlahan saja tanpa tergesa-gesa, diakhiri dengan penyerahan diri dan memohon kepada diri sendiri.
Saya berkeyakinan dalam Islam, baik hulul yang dikerjakan Al-Halaj maupun Wirid Hidayat Jati adalah menyeleweng, Imam Al-Ghozali yang ajarannya diterima oleh kalangan Ahlus Sunnah Wal-Jamaah, tidak membenarkan orang yang mengira dirinya mencapai derajat hulul, ittihad atau wusul.
3.Metafisic, disebut juga sangkan paraning dumadi suatu filsafat tentang alam wujud, darimanakan wujud itu datang dan kemana wujud itu pergi. Banyak diajarkan dilingkungan perdikan persilatan di Jawa Tengah, dimana seakan-akan dunia ini tetap ada tanpa ada akhir maupun balasan.
4.Ethic atau budi luhur, dalam aliran kebatinan dianggap ?memayu hayuning bawana langgeng?. Artinya membentuk dunia yang indah dan makmur.
Tujuan Ilmu Kebatinan Berbeda dengan tasawwuf dalam konteks thariqat, dimana banyak jalan dalam aturan atau metode untuk mendekat kepada Allah, tetapi tujuan akhirnya hanya satu yaitu mencapai makrifat billah atau menjadi manusia sempurna yang diridhoi Allah SWT dan bersumber kepada satu hal yaitu Al-Quran dan Hadits. Kebatinan sumbernya berbeda ada yang dari Islam tetapi tidak menjalankan syareatnya, ada juga yang dari Kristen dan Budha.
Tetapi dari berbagai aliran kebatinan tersebut dapat kita ambil kesimpulan inti dari ajaran kebatinan ini yaitu :
a.Berusaha untuk mencapai hidup sempurna dan bahagia lahir batin.
b.Menanam rasa cinta kasih sesama demi tercapainya kesejahteraan umat.
c.Membangun budi pekerti luhur dan jiwa yang suci murni.
d.Mencapai keadaan yang termulia dalam hidup

Tidak ada komentar:

 
back to top